Senin, 22 November 2010

tugas1

Teori Kepemimpinan


Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:
pemimpin sebagai subjek, dan.
yang dipimpin sebagai objek.

Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur,menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyaitanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilanaktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidakmudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalammenjalankan ke-pemimpinannya.

Mitos-mitos Pemimpin

Mitos pemimpin adalah pandangan-pandangan atau keyakinan-keyakinanmasyarakat yang dilekatkan kepada gambaran seorang pemimpin. Mitos inidisadari atau tidak mempengaruhi pengembangan pemimpin dalam organisasi.

Ada 3 (tiga) mitos yang berkembang di masyarakat, yaitu mitos theBirthright, the For All - Seasons , dan the Intensity. Mitos the Birthrightberpandangan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dihasilkan (dididik). Mitosini berbahaya bagi perkembangan regenerasi pemimpin karena yang dipandangpantas menjadi pemimpin adalah orang yang memang dari sananya dilahirkansebagai pemimpin, sehingga yang bukan dilahirkan sebagai pemimpin tidakmemiliki kesempatan menjadi pemimpin

Mitos the For All - Seasons berpandangan bahwa sekali orang itu menjadipemimpin selamanya dia akan menjadi pemimpin yang berhasil. Padakenyataannya keberhasilan seorang pemimpin pada satu situasi dan kondisitertentu belum tentu sama dengan situasi dan kondisi lainnya. Mitos theIntensity berpandangan bahwa seorang pemimpin harus bisa bersikap tegasdan galak karena pekerja itu pada dasarnya baru akan bekerja jika didorongdengan cara yang keras. Pada kenyataannya kekerasan mempengaruhipeningkatan produktivitas kerja hanya pada awal-awalnya saja, produktivitas

. Teori Situasional

Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh cirikepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutansituasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi denganmemperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang

berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P.

Siagian (1994:129) adalah

* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.

Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca”situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocokdengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gayakepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinandan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu.

Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan

berikut:

a. Model kontinuum Otokratik-Demokratik

Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasidan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinantertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilankeputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri,ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yangberorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergayademokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Cirikepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baikdisertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhanbawahan.

b. Model ” Interaksi Atasan-Bawahan” :

Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung padainteraksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmanainteraksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan.

Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila:

* Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik;

* Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang

tinggi;

* Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.

c. Model Situasional

Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantungpada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasitertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yangdigunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengantugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensitersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah

* Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta;
* Melakukan pendelegasian.

d. Model ” Jalan- Tujuan ”

Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yangmampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satumekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harusdilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dankebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebutharus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.

e. Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan” :

Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan prosespengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan strukturtugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya.

Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanyaserangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukanbentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan.Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasiyang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilankeputusan.

Dari materi kepemimpinan di atas saya termasuk dalam . Model kontinuum Otokratik-Demokratik ,karena model tsb cocok dengan saya yang otoriter , tegas dan berwibawa terhadap bawahan saya sehingga tidak ad yang berani melawan dan membantah perintah saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar