Senin, 11 Oktober 2010

Honda Vs Yamaha

Pada tahun 1960-an, motor buatan Jepang masuk ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Honda adalah motor pertama yang masuk ke Indonesia, yaitu pada tahun 1961 melalui dealer Setia Budi Motor. Sejak pertama kali masuk, Honda selalu merajai pasar sepeda motor nasional dengan pangsa pasar di atas 50%. Honda disukai oleh konsumen karena bahan bakarnya yang irit dan nilai jual kembalinya yang tinggi. Selama ini motor buatan Honda yang laris di pasaran adalah jenis bebek dan motor laki.
Di antara beragam alat transportasi, sepeda motor memang menempati peran utama dalam sendi kehidupan masyarakat. Untuk menunjang pembangunan dan memenuhi kebutuhan pasar, maka pada tanggal 6 Juli 1974 Yamaha memutuskan untuk beroperasi di Indonesia.
Riset menunjukkan pasar di Indonesia telah lama diperhitungkan sebagai salah satu pasar terbesar di dunia. Hingga tahun 2007, Indonesia merupakan pasar nomor tiga terbesar setelah China dan India. Peluang Yamaha untuk mendominasi pasar di masa depan terbentang luas, karena Yamaha mengutamakan kualitas, kesempurnaan produk, inovasi tanpa henti, termasuk aspek pelayanan pada konsumen. Hal ini dibuktikan dengan penganugerahan Sertifikat ISO 9001 pada bulan Agustus 2001, ICSA Award tahun 2004-2006, Marketing Award 2006 dan TV Ad Monitor 2006. Menapak usia 30 tahun, Yamaha Indonesia bertekad untuk memberikan yang terbaik kepada setiap dealer dan konsumen agar menjadi “Selalu Terdepan”.
Selama ini Yamaha selalu hanya dapat menempati posisi dua dan tiga pasar sepeda motor nasional, bersaing ketat dengan Suzuki. Di sektor penjualan produk, tim pemasar berikut jaringan penjualan Yamaha hanya berhasil mencapai market share 21% pada tahun 2005 dan 35% pada tahun 2006.
Namun untuk pertama kalinya dalam sejarah penjualan sepeda motor nasional, Yamaha menjadi yang terdepan di periode penjualan bulan Maret 2007, dengan perbedaan 7.961 unit motor lebih banyak dibanding Honda. Inilah pertama kalinya dalam sejarah industri sepeda motor nasional, Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) produsen sepeda motor merek Yamaha menjadi market leader (pemimpin pasar) sepeda motor nasional.
Penjualan terbesar Yamaha berasal dari tipe bebek New Vega R dan Mio sebagai pelopor skuter matik. Pada bulan Maret 2007, keduanya menyumbangkan angka penjualan masing-masing 47.054 unit dan 40.854 unit.
Meskipun demikian, pada periode Januari-Maret 2007, Honda masih memimpin. Total penjualan motor nasional sepanjang Januari-Maret 2007 mencapai 1.055.000 unit. Dari jumlah tersebut, posisi teratas masih ditempati Honda dengan total penjualan 455.859 unit, dibayang-bayangi Yamaha dengan total penjualan sebesar 435.595 unit. Posisi berikutnya ditempati Suzuki, dengan total penjualan sebesar 145.607 unit dan Kawasaki meraih 10.559 unit. Namun, hasil pada bulan Maret 2007 tetap menjadi peringatan bagi Honda, bahwa Yamaha kini tak bisa dipandang sebelah mata.
Arah perekonomian Indonesia yang tidak menentu membuat perkembangan banyak industri di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Berbeda dengan industri pada umumnya, industri sepeda motor tetap menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Dengan memanfaatkan situasi perekonomian, industri sepeda motor mampu menggali celah dan kesempatan untuk bertahan.
Melihat kondisi yang terjadi di Indonesia, ada beberapa faktor yang membuat industri sepeda motor Indonesia berkembang pesat. Beberapa faktor yang dominan adalah:
• Kondisi krisis perekonomian di Indonesia, sehingga sepeda motor menjadi alternatif transportasi yang mudah didapat dengan harga terjangkau dan irit BBM.
• Kemudahan untuk memperoleh sepeda motor melalui dealer yang tersebar dan fasilitas kredit yang menarik.
• Maraknya lembaga keuangan nonbank yang menawarkan kredit sepeda motor dengan suku bunga yang makin murah.
Daya tarik dalam industri sepeda motor juga didukung oleh kondisi pasar yang hanya terdapat beberapa penjual untuk melayani konsumen akhir. Hal ini berarti profitabilitlitas yang ditawarkan oleh industri sepeda motor hanya diperebutkan oleh beberapa pemain pasar yang dominan seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki. Lebih lanjut, Porter’s Five Forces Model of Industry dapat digunakan untuk menganalisa tingkat profitabilitas yang diharapkan dari industri sepeda motor. Dari lima komponen, hanya tiga komponen yang mempengaruhi industri sepeda motor di Indonesia, yaitu :

Intensitas kompetisi
Persaingan dalam industri dibentuk oleh pemain yang ada dan intensitasnya ditentukan oleh banyaknya jumlah pemain. Sejak masuknya industri sepeda motor di Indonesia pada tahun 1960-an, jumlah pemain dalam industri masih didominasi oleh Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki. Sedangkan beberapa pemain lain hanya memiliki pangsa pasar kurang dari 5%. Dengan komposisi tersebut, intensitas persaingan secara langsung terjadi pada pemain dominan dimana masing-masing berupaya untuk meraih posisi market leader.
Gambaran kondisi persaingan pada kondisi nyata, antara lain produk yang ditawar, metode pemasaran, pelayanan purna jual yang hampir sama. Inovasi yang diluncurkan perusahaan satu akan diikuti oleh pesaing. Yamaha Mio diikuti oleh Honda Vario, pelayanan purna jual Honda diikuti oleh Yamaha, penayangan iklan di stasiun TV sama gencarnya antara Honda dengan Yamaha.

Di Pasar skutik memang yang menarik adalah ngeliat pertarungan antara Yamaha vs Honda. Mengapa ??? Line of Product kedua ATPM ini merupakan salah satu senjata untuk menguasai pasar kendaraan roda dua. Yah tentu disamping mbebek… dan motor laki… Apalagi saat ini, pasar skutik lagi booming… yang semula diperkirakan skutik hanya untuk cewek.. sekarang banyak cowok yang tergila-gila dengan skutik… bahkan kit bore-up nya juga tersedia…tinggal ada duit aza … langsung jadiii… Oke .. let start to analize…

Analisa skutik Mio vs Vario (dua-duanya CW) yang kita gunakan dibuat secara objectiv (masukan boleh aza nanti … pas comment ocreee..) dan didasarkan pada aspek teknik dan non-teknis yang bisa dikuantitaskan… (biar nggak bias)…

Engine

· Yamaha Mio Sporty, menggunakan engine 113.7cc SOHC. Power yang dihasilkan sebesar 8.9 PS pada 8000RPM. Torsi maksimum yang dihasilkan 0.88 kgf m pada 7000RPM. Sistem pendingin masih pake udara. Compression Rationya mencapai 8.8:1.

· Honda Vario CW, menggunakan engine 108cc SOHC. Power yang dihasilkan mencapai 8.9PS pada 8000RPM. Torsi maksimum yang dihasilkan 0.86 kgf.m pada 6500RPM. Sistem pendingin sudah menggunakan cairan. Compression Rationya mencapai 10.7:1.

Dari data-data diatas (yah asumsi semua data bener.. jadi ngikot aza nganalisanya)… Vario lebih unggul sedikit… mengapa ??? Dengan engine yang cc nya lebih kecil, power yang dihasilkan sama, sudah menggunakan liquid cooled. Tapi secara torsi kalah sedikit.. jadi untuk score nya gue judge.. nilai 10 untuk Vario, dan 9 untuk Mio.. !!!

Kopling,Suspensi, Rem, dan Ban etc.

· Yamaha Mio, menggunakan kopling tipe kering sentrifugal, suspensi telescopic baik depan maupun belakang. Rem disc untuk depan, dan tromol untuk belakang. Velgnya menggunakan cast wheel, ukuran ban depan 70/90-14, sedangkan belakang 80/90-14

· Honda Vario, menggunakan kopling tipe kering sentrifugal, suspensi telescopic untuk depan, dan lengan ayun untuk belakang. Rem disc untuk depan, dan tromol untuk belakang. Velgnya juga telah menggunakan cast wheel, ukuran ban depan 80/90-14 dan belakang 90/90-14

Diliat dari paparan diatas, yang nyaris sama dan nggak ada beda yang berarti diliat dari sudut pandangan konsumen, maka gue judge nilai 10 Mio demikian juga 10 untuk Vario

Harga

· Harga Mio dibanderol hanya Rp. 11.58 juta

· Harga Vario dibanderol sebesar Rp. 14.15 juta

Dari sisi harga dengan membandingkan harga terendah sebagai based value, maka Mio mendapatkan nilai 10, sedangkan Vario mendapatkan nilai 8 (exactnya sebesar 7.7 dibulatkan menjadi

First Mover (First Penetration into the Market…!!!)

Efek ini akan memberikan brand / image yang cukup kuat bagi konsumen. Mengingat Yamaha sudah lebih dulu masuk ke pasar skutik, dan Vario baru-baru aza… maka Mio lebih diuntungkan, sehingga gue men-judge Mio dapat nilai 10, sedangkan Vario dapat nilai 9.

Lainnya-lainnya hampir samalah… nggak ada perbedaan.. baik di sisi after sales, advertising dsb. Model gue nggak men-judge karena akan debatable.. jadi gue nggak beri nilai.. dianggap sama aza.. ocreee… let’s we summarize…

· Yamaha Mio CW, rapotnya

o Engine = 9

o Kopling, suspensi dan ban etc. = 10

o Harga = 10

o First Mover = 10

o Total Nilai = 39

· Honda Vario, rapotnya…

o Engine = 10

o Kopling, Suspensi dan Ban etc. = 10

o Harga = 8

o First Mover = 9

o Total Nilai = 37

Dari total nilai sebenernya terlihat, bahwa Yamaha Mio Sporty mengalahkan Vario CW, dan tak heran jika Mio leading di pasar kendaraan roda dua. Dan faktor yang cukup kuat adalah harga.. bisa dibikin sama saza dengan Yamaha.. maka nilainya akan menjadi sama.. dan thus konsumen akan mulai melirik… (asumsi perilaku konsumen .. price sensitif..).

Kekuatan Pembeli
Kekuatan pembeli dalam suatu industri dipengaruhi oleh banyaknya pembeli dan besarnya pembelian individu, standarisasi produk dan kemampuan pembeli untuk memproduksi sendiri. Pada industri sepeda motor, kekuatan pembeli secara individual tidak cukup besar untuk mempengaruhi industri, namun pembeli secara bersama-sama menentukan trend produk dan kualitas layanan yang harus dipenuhi oleh produsen sepeda motor.
Konsumen sepeda motor di Indonesia umumnya lebih menyukai sepeda motor yang berkualitas dengan tampilan trendi, pembelian melalui kredit, servis dan spare part mudah dan harga jual kembali tinggi. Yamaha lebih jeli mengamati kebutuhan konsumen perubahan minatnya sehingga bisa merebut pangsa pasar Honda dalam jumlah signifikan.

sumber:

http://agneskurniawan.wordpress.com/2007/10/27/honda-vs-yamaha/

http://triatmono.wordpress.com/2007/06/05/mio-vs-vario-who-is-the-winner/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar